Mewarisi Rekam Jejak Pengawasan Pemilu |

avatar



Merekam jejak penyelenggaraan pemilihan umum dan menyusunnya dalam bentuk laporan di berbagai tingkat lembaga penyelenggara sudah menjadi kewajiban setiap akhir kegiatan. Laporan tersebut harusnya bukan sekadar memenuhi tugas akhir apalagi sekadar menghabiskan anggaran. Bukan pula dilakukan karena ada kewajiban pertanggung jawaban sebagaimana perintah peraturan perundang-undangan. Kalau laporan akhir kegiatan hanya bertujuan untuk itu, maka laporan tersebut tak berjiwa, meski ada data tetapi miskin ekplorasi, miskin argumentasi dan solusi yang bisa dijadikan referensi. Ia hanya berupa data mati tanpa dukungan analisa mendalam. Nasibnya akan berakhir dalam gudang berdebu yang akan segera dilupakan orang.

Begitulah pemandangan yang sering kita saksikan. Laporan kegiatan kepemiluan sering dibuat hanya untuk memanfaatkan anggaran yang ada, berupa laporan kegiatan per tahapan secara kronologis, seperti yang tercantum dalam keputusan penyelenggara tentang tahapan, program, dan jadwal. Seolah tanpa kronologis demikian, laporan menyalahi peraturan perundang-undangan.

Laporan kepemiluan selama ini yang banyak kita temukan di lembaga penyelenggara, hanya dibuat dalam bentuk cetakan fotokopi yang tebal. Ketebalan tersebut tidak merepresentasikan kualitas dan kedalaman isi, melainkan karena terlalu banyak lampiran. Ada penyelenggara yang melampirkan semua peraturan perundang-undangan terkait pemilu dan lampiran tabel kegiatan lainnya sehingga jumlah halamannya mencapai seribu lebih, dan seringkali satu halaman per lembar yang menelan jumlah kertas lebih banyak. Padahal, penghematan kertas bisa dilakukan dengan memanfaatkan setiap halaman untuk isi.

Tentu saja ini pemborosan, tidak efektif dan efisien karena di zaman yang serba digital seperti sekarang, peraturan perundang-undangan dan data sekunder lainnya bisa diperoleh di situs penyelenggara yang bisa diakses kapan saja di mana saja. Kendati data dan laporan dalam bentuk cetakan tetap dibutuhkan, laporan setebal bantal engan memuat peraturan perundang-undangan yang sudah ada di situs penyelenggara di berbagai tingkatan, tentu tidak dibutuhkan lagi. Pemilihan setiap kata dalam laporan saja harusnya dilakukan secara selektif, apalagi dalam memilih data. Empat poin penting yang harusnya menjadi pedoman adalah efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kemanfaatan.

Bentuk pelaporan kegiatan kepemiluan bisa dirancang sejak awal dengan format dan isi yang lebih komprehensif. Tidak saja menyajikan data yang lengkap sesuai dengan kinerja penyelenggara, lebih jauh juga memberikan analisis dan rekomendasi bagi perbaikan pemilu di masa mendatang. Laporan tersebut harus bisa menjadi bahan refleksi dan mencari format pemilu yang lebih sederhana dan berkualitas di masa mendatang.

Misi seperti itulah yang menjadi dasar penyusunan laporan kinerja Panitia Pengawasan Pemilihan (Panwaslih) Kota Lhokseumawe dalam bentuk buku yang didukung dengan analisis serta argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan, selain penyajian dengan bahasa yang lebih renyah agar tidak menjadi bacaan yang membosankan.

Tentu saja tidak mudah mewujudkannya di tengah waktu sempit. Tapi para penulis didukung dengan pendataan dan kinerja Sekretariat Panwaslih Kota Lhokseumawe yang mengumpulkan data setiap tahapan pengawasan secara berkala. Kerapian kerja penyusunan laporan yang dilaksanakan sesuai tahapan memberikan kemudahan dalam mengakses data untuk ditampilkan dalam buku. Kebiasaan menyusun laporan dan mengumpulkan data di akhir kegiatan harus dihindari karena selain merepotkan, juga berisiko menyebabkan beberapa bagian penting tercecer, apalagi bila penyusunan tersebut hanya mengandalkan daya ingat.

Dalam penulisan buku ini, tim berusaha mendapatkan menyajikan data sesuai tahapan pengawasan serta memberikan catatan kritis dan analisis terhadap tahapan tersebut. Tim penulis juga berusaha memperkuat analisis dengan teori dan pandangan pakar. Di bagian tertentu, kami juga berupaya memperkuat data berdasarkan penuturan pelaku sejarah kepemiluan di Lhokseumawe.




Teori dan argumentasi yang dibangun tidak saja berdasarkan ukuran praktis kepemiluan, tetapi juga menggunakan dasar demokrasi karena tujuan dari perbaiki mutu pemilu adalah demokrasi yang semakin inklusif dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat yang terus meningkat dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Kondisi inilah yang harus disadari bersama—DPR dan Pemerintah yang mengatur regulasi, penyelenggara serta seluruh pemangku kepentingan—untuk menghindari jebakan demokrasi prosedural dalam agenda peningkatan kualitas pemilu.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan buku ini dan kami tidak ingin berlindung di balik waktu yang sempit. Segala daya sudah dikerahkan untuk menghasilkan buku kinerja pengawasan Panwaslih Kota Lhokseumawe sebaik mungkin. Kalau ada kelemahan dan kekurangan, itu menjadi ruang bagi berbagai pihak untuk menambah, mengurangi, dan mengoreksi di bagian yang dibutuhkan. Kami sangat berterima kasih untuk itu.

Kami berharap buku ini bisa menjadi referensi untuk semua pihak yang peduli terhadap perbaikan sistem kepemiluan dan demokrasi di Lhokseumawe secara khusus serta di Aceh dan (semoga) memberikan konstribusi juga bagi kualitas demokrasi di Indonesia—betapa pun kecilnya kontribusi tersebut.

Banyak pihak yang sudah membantu penulisan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Sekretariat Panwaslih Kota Lhokseumawe yang sudah bekerja keras menata data pengawasan dan kepemiluan. Terima kasih juga kepada Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kota Lhokseumawe, DPRK Lhokseumawe, Polres, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, dan secara khusus bagi masyarakat Lhokseumawe yang memiliki kepedulian tinggi untuk menyukseskan pemilu. Persoalan tingkat dan bentuk pengawasan partisipatif di Lhokseumawe menjadi penelitian khusus di masa mendatang bagi semua pihak terkait.

Terima kasih juga kami sampaikan kepada Panwaslih Aceh serta Bawaslu Republik Indonesia yang sudah memberikan supervisi terhadap berbagai permasalahan pengawasan yang sangat kompleks dan kini memperkaya isi buku ini. Semoga memberikan manfaat bagi semua.

Lhokseumawe, Desember 2019
Tim Penulis.






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers


0
0
0.000
4 comments
avatar

To listen to the audio version of this article click on the play image.

Brought to you by @tts. If you find it useful please consider upvoting this reply.

0
0
0.000
avatar

Nyoe tulesan dari isi buku nyan nyoeh ? Super duper panjang tulisan jih, tapi bereh cit 👍👍👍

0
0
0.000