Dikempongi: Didi Kempot Wayah Wengi

Halo halo!
Saat ini sudah pukul 9 lebih sedikit waktu Indonesia bagian kembang tebu sing kabur kanginan... Waktu yang tepat untuk berleha-leha sambil mendengarkan lagu-lagu Didi Kempot. Istilah yahud untuk aktifitas semacam ini adalah: Dikempongi, singkatan dari Didi Kempot wayah wengi.

Mari kita mulai!

Yang pertama: Dalan Anyar

Neng dalan anyar kowe karo sopo?? Oh ya, kembang tebu sing kabur kanginan di paragraf awal tadi saya kutip dari lirik lagu ini.

---

Yang kedua: Kalung Emas

Nggo sing tau diapusi, sing tau dilarani atine..

---

Yang ketiga, favorit saya: Banyu Langit

Ngalemo... ngalem neng dadaku...

---

Yang keempat: Cidro

Kayaknya ini lagu anthem wajib tiap konser. Sejak lirik pertama "wis sa'mestine..., massa pasti langsung menyambut, sing a long bersama Lord Didi yang syahdu.

---

Yang kelima: Tanjung Mas

Ini termasuk lagu yang mulai jarang dibawakan Lord Didi kalau manggung. Padahal kendang dangdutnya masyuk banget. Lagu ini termasuk lagu Lord Didi yang pertama-tama saya tahu, setelah Sewu Kuto dan Stasiun Balapan. Thanks to pengamen-pengamen jalanan sepanjang jalur selatan Jawa Tengah. Hahaha.

---

Yang terakhir: Layang Kangen

Saya suka lagu ini, nada intronya mirip lagu gereja favorit saya. hehe. Bagian reff nya juga nempel banget, ada nada-nada gamelan disitu, campur sari at it best!

---

Oke, beberapa bulan terakhir kang Didi memang lagi moncer banget rejeki manggungnya. Anak-anak muda usia millenial melahap lagu-lagunya. Bulan Oktober kemarin, Lord Didi sukses bikin ambyar Synchronize Fest di Jakarta. Sepertinya, itu crowd paling pecah sepanjang saya mengamati Synchronize.

Didi Kempot memang sudah keren sejak dulu. Trend Lord Didi yang terjadi belakangan mungkin sementara saja, sebagaimana trend-trend media sosial lainnya. Tapi, di grass root (utamanya di Jawa tengah), lagunya Lord Didi ga pernah mati. Sejak 90-an sampai sekarang, mengudara terus!