RIP Djaduk Ferianto , Sugeng Tindak

avatar

EJNT0XPU0AAi8jr.jpegPic Source

Djaduk Ferianto, seniman kelahiran 19 Juli 1964, anak bungsu dari legenda seni Indonesia Bagong Kussudiardja baru saja pergi meninggalkan kita semua.

Di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Djaduk mendirikan dan memimpin grup musik Kuaetnika, Ring of Fire Project, dan Orkes Keroncong Sinten Remen yang sukses meramu dan membawa berbagai bentuk musik tradisi Indonesia sampai ke mancanegara.

"Djaduk meninggal dunia di pangkuan istrinya. Yang pasti, di hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan Ngayogjazz yang akan dilaksanakan tanggal 16 November di Godean,” ujar Butet Kertaradjasa--kakak kandung Djaduk, kepada Kompas.

Karya-karya beliau akan selalu dikenang. Dari keroncong sampai lagu rohani, dari musik sampai panggung teater, Seniman yang satu ini akan selalu punya tempat spesial utamanya bagi masyarakat Jogjakarta.

Untuk mengenang beliau, saya akan membagikan beberapa karya beliau yang sudah saya dengarkan sejak masih kanak-kanak, dan belum bosan saya dengar sampai sekarang.

Nama Djaduk begitu lekat dengan Orkes Sinten Remen. Di Orkes ini, musik keroncong dia gubah menjadi begitu ramai, seru, dan rancak!


Sebuah ode lawas tentang Nasi Goreng. Konon lagu ini ditulis oleh orang Belanda yang di jaman kolonial hidup di Surabaya. Waktu dia balik ke Belanda, dia kangen banget sama sedapnya Nasi Goreng, sambal, dan kerupuk.



Lagu boso londo, ra pati cetho, yo rapopo...



Kritis tapi tetep lucu bin kocak



Semacam versi Belanda dari lagu keroncong "Tanjung Perak".



Lagu yang aslinya sudah menyenangkan (dibawakan Bing Slamet), dibikin makin semarak oleh Orkes Sinten Remen.



oh, begini. Kalau main begini rasanya jadi begini...


Ini ada yang mengupload Full Album, kaset nya udah rare banget ini. Di spotify juga kayaknya ga ada :(



Srengenge Nyunar, sebuah lagu pujian yang sering diajarkan di Sekolah Minggu, sederhana tapi begitu menyenangkan. Pesannya sederhana dan jitu: Seluruh alam raya memuji Tuhan yang maha kuasa, dengan gembira!


Lagu yang satu ini punya tempat yang sangat khusus bagi umat Katholik Jawa. Begitu syahdu, begitu transenden. Saya yang bukan umat Katolik saja sering mbrebes mili kalau denger lagu ini.


Akhir kata, sugeng tindak, Mas. Damai di Bumi, Damai di Surga!



0
0
0.000
2 comments
avatar

Kita telah resteem yaa ke ribuan follower.. =) Terima kasih telah memilih kami sebagai witness.

0
0
0.000
avatar

Hello @gibic, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

0
0
0.000