Cleans "Rust" in Mind

avatar

IMG_20200928_133426.jpg

English

For months the Covid-19 pandemic has spread fear in almost all countries, including Indonesia, and for months my family and I have been like "city prisoners." Yup, that doesn't just apply to me, it applies to others as well. This pandemic has forced people to be reluctant to go out of town, perhaps only one or two people really have to take the risk because of one important inevitable business.

Before the Covid-19 pandemic, at least once every two weeks I traveled out of town for book hunting or just refreshing, or attending family wedding invitations. But now the atmosphere is different, I feel like metal that has rusted from the hot sun and rain. Becomes stiff without being able to move. We spend most of our time and family at home.

IMG_20200928_133352.jpg

So far, my children cannot study at school, they are at a young age forced by a system to study independently at home, even though with the help of distance learning via the internet by their teachers, beside us as parents also have to help accompany their studies with all the limitations we have. But still, all this is not enough to boost their education. I can feel the value of their education now dropping sharply.

Not to mention, we had to limit the children's interactions with their friends. Their desire to spend the weekend at the beach or in entertainment venues had to be put off by us. Their only escape to overcome boredom is, I allow the kids to watch YouTube 2-3 hours a day — because we don't have television — and play mobile games one hour in the morning and one hour in the afternoon. But still, they feel bored because that's all they can do every day. Sometimes they fight with each other because of trivial matters or act on fun acts that look funny. Yup, it is a natural thing because he is constantly bored.

IMG_20200928_150332.jpg

My family and I, perhaps also including people, are definitely frustrated with the current condition. For financial matters, my book-selling business also experienced a decline. Thankfully, my wife works as a government employee, at least we can still eat even though, of course, we have to save as much as possible and there is no gap to set aside some of her salary as savings.

In conditions like this, I am grateful, the presence of HIVE not long after the pandemic strikes can reduce my feeling of frustration. A lot of free time because I am no longer preoccupied with the business of selling books, at least I can divert it to hunt for photography as material for HiVE Blog content. Even though the income I get from this content is not as big as what I get from the bookselling business, at least it helps our finances. And to be sure, my busy making content on HIVE at least clears the "rust" that has stuck in my mind all this time.

IMG_20200920_082138.jpg

I have to thank #ocd, after having had an 'interrupt' a few days ago through the #ocd incubation moderator, @xves, for reinvigorating my interest in writing slightly lengthy original content.

Thank you for stopping by
@akukamaruzzaman

IMG_20200928_133426.jpg

Bahasa

Sudah berbulan-bulan pandemi covid-19 menebar ketakutan hampir di semua negara, termasuk Indonesia, dan sudah berbulan-bulan pula saya dan keluarga sudah seperti “tahanan kota.” Yup, itu bukan hanya berlaku untuk saya, tetapi juga berlaku untuk orang-lain. Pandemi ini telah memaksa orang-orang menjadi enggan berpergian ke luar kota, barangkali hanya satu-dua orang yang benar-benar harus mengambil resiko karena untuk satu urusan penting yang tidak bisa dielakkan.

Sebelum pandemi covid-19, setidaknya dua minggu sekali saya bepergian ke luar kota untuk hunting buku atau hanya sekedar refreshing, atau menghadiri undangan pesta pernikahan sanak keluarga. Tapi sekarang suasananya menjadi berbeda, saya merasa seperti logam yang sudah berkarat karena diterpa panas matahari dan hujan. Menjadi diam-kaku tanpa bisa bergerak. Waktu saya dan keluarga lebih banyak kami habiskan di rumah saja.

IMG_20200928_133352.jpg

Selama ini juga anak-anak saya tidak bisa belajar di sekolah, mereka dalam usia yang masih belia dipaksa oleh sebuah sistem harus belajar mandiri di rumah, walau dengan bantuan belajar jarak-jauh via internet oleh guru-guru mereka, di samping kami sebagai orang tua juga harus membantu mendampingi belajar mereka dengan segala keterbatasan yang kami miliki. Tetapi tetap saja, semua itu tidaklah cukup untuk mendongkrak pendidikan mereka. Saya bisa merasakan nilai pendidikan sekarang mereka merosot tajam.

Belum lagi, kami harus membatasi interaksi anak-anak dengan teman-teman mereka. Keinginan mereka untuk menghabiskan akhir pekan di pantai atau di tempat-tempat hiburan terpaksa harus kami tunda. Satu-satunya pelarian mereka untuk mengatasi rasa bosan adalah, saya mengizinkan anak-anak untuk nonton youtube sehari 2-3 jam—karena kami tidak memiliki televisi—dan bermain game mobilephone satu jam di pagi hari dan satu jam di sore hari. Tetapi tetap saja, mereka merasa bosan karena hanya itu-itu saja yang bisa mereka lakukan setiap harinya. Terkadang mereka berantam antara satu sama lain karena persoalan sepele, atau berperilaku iseng yang terlihat lucu. Yup, itu adalah hal wajar karena didera bosan yang terus-terusan.

IMG_20200928_150332.jpg

Saya dan keluarga, barangkali juga termasuk orang-orang, sudah pasti prustasi dengan kondisi seperti sekarang ini. Untuk urusan keuangan, bisnis jualan buku saya pun mengalami kemerosotan. Bersyukurnya, istri saya bekerja sebagai pegawai pemerintahan, setidaknya kami masih bisa tetap makan walaupun, tentu saja harus menghemat sebisa mungkin dan tidak ada celah untuk menyisihkan sebagian gajinya sebagai simpanan.

Dalam kondisi seperti sekarang ini saya bersyukur, kehadiran HIVE tidak berapa lama setelah pandemi menyerang bisa mengurangi rasa prustasi saya. Waktu luang yang banyak karena tidak lagi disibukkan oleh urusan bisnis jualan buku, setidaknya bisa saya alihkan untuk berburu fotografi sebagai bahan untuk konten HIVE Blog. Walau penghasilan yang saya dapatkan dari konten-konten tersebut tidak sebesar yang saya dapatkan dari bisnis jualan buku, tetapi setidaknya itu lumayan membantu keuangan kami. Dan yang pasti, kesibukan saya membuat konten di HIVE sedikitnya membersihkan “karat” yang kadung melekat dalam pikiran saya selama ini.

IMG_20200920_082138.jpg

Saya harus berterimakasih kepada #ocd, setelah mendapat ‘interupsi’ beberapa hari yang lalu melalui moderator inkubasi #ocd, @xves, telah meransang kembali minat saya untuk menulis konten asli yang sedikit panjang.

Terimakasih sudah mau berkunjung
@akukamaruzzaman


0
0
0.000