Salah Kaprah Arti Kurator Komunitas dan Influencer

avatar


Sumber foto: Pixabay.com

Menjalankan sebuah akun di blockchain Steem yang memiliki Steem Power yang cukup besar adalah merupakan impian para penggunanya (steemian) dan bila ada kesempatan untuk itu maka pasti banyak yang berminat untuk mendapatkannya.

Terkait dengan tulisan dari @steemitblog yang berjudul 100 DAYS OF STEEM : Day 3 – The Community Curators Project, yang pada intinya membuka peluang bagi para steemian dari segala unsur, golongan dan bangsa untuk menjadi kurator dan diberikan mandat untuk mendapatkan posting key dan menjalankan salah satu akun miliknya selama satu bulan untuk melakukan kurasi (vote) pada tulisan atau hasil karya yang dianggap layak untuk mendapatkan vote. Perlu kiranya memikirkan kembali apakah itu definisi,tugas dan fungsi seorang kurator, baik secara umum dan khusus seperti yang ada platform Steem.

Kurator, memiliki arti umum sebagai pengurus atau pengawas institusi terkait warisan budaya dan seni, serta memiliki fungsi untuk memilih dan mengurusnya. Profesi ini biasanya berada dalam naungan sebuah institusi atau museum. Selain itu dalam menjalankan tugasnya kurator ini diwajibkan untuk memiliki pengetahuan luas dalam bidang seni dan budaya serta memiliki pandangan yang netral dan apa adanya dalam menilai suatu karya seni dan hasil budaya yang disodorkan kepadanya. Karena profesi ini memiliki tanggung jawab besar kepada publik dalam memberikan suatu penilaian terhadap benda seni dan budaya yang ada, maka tidak sembarang orang boleh menyandang predikat sebagai kurator.

Dalam blockchain Steem khususnya dalam platform bloggingnya, setiap pemilik akun Steem bisa menjadi kurator. Karena di sini para penggunanya diberikan kesempatan untuk melakukan vote (dalam hal ini memberikan penilaian) terhadap konten-konten , karya seni dan tulisan yang sudah dipublikasikan di platform ini. Jadi kurator di Steem memiliki fungsi yang hampir mirip (tapi tak sama) seperti dengan kurator pada umumnya, walaupun dalam Steem Whitepaper tidak memberikan definisi jelas mengenai kurator itu sendiri.

Setelah ditelisik lebih mendalam lagi setelah munculnya era digitalisasi dan internet, memungkinkan orang untuk memuat dan mempublikasinya karya-karya tulisan dan seninya secara publik dengan media web atau blogging. Sehingga terjadi penambahan dan pergeseran fungsi Kurator. Dalam Dictionary.com disebutkan definisi kurator adalah:

A person who selects content for presentation, as on a website .

Jadi definisi kurator bisa juga merujuk pada orang yang memilih dan menilai sebuah konten yang ada pada sebuah website. Hal ini sejalan dengan fungsi utama dibentukannya blockchain Steem, yang merupakan ide dari Need Scott dan Dan Larimer untuk memberikan kesempatan para pembuat konten, seniman, penulis dan blogger mendapatkan kesempatan untuk dinilai dan menilai serta mendapatkan imbalan ketika melakukan aktifitas itu berupa koin Steem atau SBD.

Kurator di Steem

Berdasarkan pengamatan pribadi selama beberapa tahun menggeluti dunia perbloggingan Steem, banyak terjadi salah kaprah mengenai kurator. Seringkali seseorang yang memiliki akun dengan Steem Power yang besar dianggap sebagai 'dewa' dan banyak yang berupaya menggambil hati para whale agar mendapatkan votenya seolah-olah mereka dianggap sebagai kurator dominan. Selain itu para kedudukan kurator di platform ini juga didominasi oleh para influencer yang memanfaatkan geliat komunitas dan memberikan pengaruh luas pada para pengikutnya. Seringkali kemampuannya sebagai influencer hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya, yaitu mempertahankan eksistensi dominannya di komunitasnya.

influencer adalah seseorang yang bisa memberikan pengaruh di masyarakat dan bisa patokan untuk menjadi arah trend setter. Bisa jadi orang ini adalah selebritas, blogger, vlogger, orang yang pernah atau sering di media massa. Pribadi-pribadi Influencer atau para whale di platform blogging Steem belum tentu memiliki latar belakang atau kemampuan untuk melakukan penilaian atas hasil karya seseorang, seperti selayaknya kurator pada umumnya.

Sebagai perbandingan antar platform blogging Steem yang penilaiannya diserahkan sepenuhnya kepada para pemakainya, dan Kompasiana dan IDNtimes yang merupakan platform blogging sentralisasi dan tergantung pada pemilik platformnya.

Di Kompasiana, seorang penulis atau blogger berhak menulis bebas selama tidak melanggar ketentuan peraturan dan ketertiban umum. Admin Kompasiana berhak melakukan perbaikan atas isi atau judul tulisan serta memberikan kategori apakah tulisan itu merupakan memiliki kualitas biasa, pilihan atau layak menjadi artikel utama (saat ini Kompasiana juga memberikan kesempatan untuk melakukan vlogging dan membuat konten video di platformnya). Bahkan sesama blogger di sana juga diberikan hak untuk memberikan penilaian juga apakah tulisan tersebut inspiratif, menarik, aktual atau bahkan tidak menarik. Sedangkan di IDNtimes, segala sesuatunya tergantung pada keputusan editor apakah tulisan itu bisa dimuat atau tidak.

Intinya di Kompasiana dan IDNtimes, para editor atau adminnya adalah orang yang memang memiliki keahlian untuk penilaian apakah tulisan atau konten yang ada adalah layak untuk dibaca atau dilihat khalayak umum. Selain itu di Kompasiana untuk menjadikan tulisan tersebut memiliki label 'pilihan', tidak berdasarkan penilaian banyaknya view yang didapat akan tetapi berdasarkan bentuk tulisan atau konten yang sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kompasiana itu sendiri. Jadi intinya mereka telah melakukan tindakan kurator secara profesional

Menyikapi @steemitblog yang saat ini sedang mencari kurator atau pengguna Steem untuk mewakilinya dalam melakukan kurasi. Hendaknya perlu melakukan kehati-hatian dalam seleksinya untuk mencari orang yang tepat untuk itu. Hal yang terpenting adalah apakah orang yang nantinya dipilih oleh @steemitblog adalah orang yang bisa diterima oleh komunitasnya, karena bila salah pilih yang terjadi adalah menyebabkan perpecahan dalam komunitas itu sendiri. Hindari pemilihan semata-mata berdasarkan predikat influencer atau 'whale'. Belum tentu seseorang yang sering tampil dan muncul di sosial media, media elektronik ataupun di media massa cetak bisa dijadikan patokan untuk menjadi seorang kurator.

  • Hal pertama sebagai usulan untuk menyeleksi kandidat kurator itu sendiri adalah melihat apakah sang calon itu sendiri memiliki visi dan misi yang baik untuk komunitasnya.
  • Kedua apakah calon tersebut memiliki kemampuan dibidang penulisan konten, tulisan jurnalistik, tulisan kreatif dan tulisan ilmiah populer (minimal kemampuan dasar untuk itu).
  • Ketiga adalah calon tersebut bisa diterima oleh komunitasnya, bila ini diabaikan maka yang terjadi adalah efek perpecahan di komunitas itu sendiri.
  • Keempat, menghargai bahasa ibu komunitasnya atau setidaknya sering menggunakan bahasa nasional dalam berinteraksi dengan anggota komunitasnya.
  • Kelima, mau berbagi ilmu dan informasi terkait perkembangan platform blockchain Steem.
  • Keenam , memiliki jiwa untuk melayani dan memberikan dukungan bagi komunitasnya.
  • Ketujuh, mau dan mampu membimbing pengguna baru platform blogging Steem serta melakukannya dengan sukarela untuk itu.
  • Kedelapan, bersifat terbuka terhadap masukan dan usulan yang diberikan.
  • Kesembilan, memiliki kemampuan dasar manajemen konflik bila terjadi permasalahan dalam kurasinya.

Jadi bisa dikatakan bahwa sebenarnya menjadi kurator sebuah komunitas adalah suatu mandat yang memiliki tanggung jawab besar karena dipundaknya terletak harapan banyak orang. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam memilihnya.(hpx)



0
0
0.000
5 comments
avatar

Kami sudah upvote dan rehive ke ribuan follower.. :o) Trims telah memilih @puncakbukit sebagai witness dan kurator.

0
0
0.000
avatar

Stay safe down there HPX - best wishes for happy & healthy from Chiang Mai, Thailand. x

0
0
0.000
avatar

Thank you 😊. Best wishes for you and stay healthy

0
0
0.000
avatar

ayo siapa yang mau jadi kurator.
spt si spiderman comes great power comes great responsibilities, kalau ga jadinya abuse of power. hahaha

0
0
0.000